"Pembukaan Festival Benteng Duurstede yang ditandai dengan pemukulan tifa, foto/ebbysahupala,".
SAPARUA, HARIANMALUKU.com – Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah XX Maluku menggelar Festival Benteng Duurstede di kawasan Benteng Duurstede, Saparua, Rabu (10/12/2025). Acara bertema “Cagar Budaya dan Ruang Ekspresi: Merawat Tradisi, Menjaga Budaya” ini menghadirkan pertunjukan seni, pameran budaya, serta aktivitas edukasi yang melibatkan pelaku seni dari Saparua, Haruku, dan Nusalaut.
Festival ini sekaligus menjadi ruang untuk mengingat sejarah perjuangan Kapitan Pattimura pada 1817, di mana Benteng Duurstede menjadi salah satu titik penting perlawanan rakyat Maluku.
Kepala BPK Wilayah XX Maluku, Dody Wiranto, mengatakan kegiatan ini mengacu pada UU Cagar Budaya dan UU Pemajuan Kebudayaan. Menurutnya, festival tersebut bertujuan mendukung pemanfaatan Benteng Duurstede sebagai cagar budaya nasional sekaligus ruang ekspresi masyarakat.
“Benteng Duurstede harus dirawat dan dimanfaatkan sebagai ruang publik belajar serta ruang ekspresi bersama,” ujar Dody.
Festival ini merupakan kolaborasi BPK Wilayah XX dan Pemkab Maluku Tengah, serta didukung dana hibah PPK Wilayah 20 tahun anggaran 2025. Dody juga mengapresiasi dukungan DPRD Malteng dalam koordinasi dengan sanggar-sanggar budaya di tiga pulau.
Bupati Maluku Tengah, Zulkarnain Awat Amir, turut hadir dan menyampaikan apresiasi. Ia menyebut festival ini sebagai kesempatan menampilkan kekayaan seni budaya masyarakat Saparua.
“Benteng Duurstede adalah ruang sejarah yang harus kita jaga. Festival ini memperkuat identitas budaya masyarakat dan memberi ruang bagi generasi muda untuk berkarya,” katanya.
Dari Kementerian Kebudayaan RI, Dirjen Pelindungan Kebudayaan dan Tradisi, Dr. Restu Gunawan, mengajak masyarakat terus menghidupkan benteng sebagai ruang seni dan pembelajaran terbuka.
“Kami ingin melibatkan masyarakat sebanyak-banyaknya. Terima kasih kepada masyarakat Lease yang menghadirkan 15 sanggar. Ini prestasi membanggakan,” ujarnya.
Ia juga mendorong anak-anak dan orang tua untuk aktif belajar di sanggar budaya sebagai ruang kreativitas di luar kelas.
Festival Benteng Duurstede 2025 diharapkan menjadi program budaya berkelanjutan yang memperkuat posisi Saparua sebagai pusat sejarah, seni, dan pariwisata budaya di Maluku Tengah.
Selain rangkaian sambutan, Festival Benteng Duurstede menampilkan beragam tarian dan kreasi seni dari 13 sanggar budaya di Pulau Saparua. Pertunjukan tersebut menjadi bukti hidupnya tradisi lokal sekaligus energi baru bagi pelestarian budaya Maluku.


