“Saya sebagai kepala sekolah tidak pernah dikonfirmasi terkait berita itu. Saya juga tidak tahu siapa wartawan yang menulisnya,” ujar Rahajaan saat ditemui di Langgur Selasa (4/11/2025).
Menurutnya, seluruh guru, terutama tenaga honorer, juga mengaku tidak pernah diwawancarai atau difoto. “Guru-guru hanya sempat ditanya satu pertanyaan saja, setelah itu wartawannya langsung pergi tanpa memperkenalkan diri dan tanpa melapor di piket,” ungkapnya.
Yullyan menilai tindakan tersebut tidak etis karena foto-foto guru dimuat tanpa izin. Lantas, pihak sekolah mengaku merasa dirugikan dan menyesalkan sikap tidak profesional oknum yang mengaku wartawan tersebut.
Rahajaan bahkan tetap hadir di sekolah sekalipun dalam kondisi sakit untuk memberikan penjelasan resmi kepada Sekretaris Dinas Pendidikan. “Saya sedang diinfus, tapi begitu dapat kabar dari dinas datang, saya langsung cabut infus dan hadir di sekolah untuk menjelaskan bahwa berita tersebut tidaklah benar,” ujarnya.
Rahajaan mengaku, telah memberikan hak jawab kepada media yang bersangkutan sebagai klarifikasi atas berita pertama dengan judul "Delapan Bulan Tidak Terima Gaji, Kepsek Diduga Tilap Uang Dana BOS".
"Puji Tuhan, tadi hak jawab sudah diberikan lewat sambungan telepon dan beritanya sudah diperbaiki sesuai Kode Etik Jurnalistik. Kami pihak sekolah tetap terbuka terhadap publikasi selagi dilakukan dengan cara yang benar dan beretika," pungkasnya.


