Menurut Bernardus, arahan dari LLDikti Wilayah XII mendorong setiap perguruan tinggi di daerah untuk aktif menjalin kolaborasi.
“Kita mulai dengan kerja sama dengan beberapa perguruan tinggi di Indonesia seperti Universitas Pattimura Ambon, Universitas Hasanuddin Makassar, Universitas Tarumanagara Jakarta, dan Universitas Bhayangkara Bekasi,” ungkapnya di Langgur Minggu (5/10/2025).
Selain dengan universitas, STIS Tual juga menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Lembaga Maksi Akademik. Tujuannya, agar mahasiswa mendapat pelatihan dan pembinaan agar siap memasuki dunia kerja setelah menamatkan pendidikan.
“Kami ingin tamatan STIS tidak hanya berorientasi pada pemerintahan, tetapi juga siap bekerja di sektor swasta, BUMN, BUMD, media, dan lembaga sosial lainnya,” jelas Bernardus.
STIS juga bekerja sama dengan LPK Bangkit Prestasi Insani (BPI) dalam mempersiapkan tenaga kerja lokal yang kompeten. Program ini terbuka bagi seluruh mahasiswa dan pencari kerja di Maluku Tenggara dan Kota Tual, sebagai bagian dari persiapan menghadapi proyek strategis nasional seperti Blok Masela.
“Pemerintah daerah mendukung penuh program ini. Akhir Oktober nanti, sarana dan prasarana pelatihan BLK sudah siap digunakan. Kami ingin anak-anak muda daerah bisa bersaing dalam pasar kerja modern,” ujar Bernardus optimis.
Kerja sama lintas lembaga ini, lanjutnya, menjadi bagian dari visi besar STIS Tual untuk menghadirkan pendidikan yang relevan dengan kebutuhan zaman.
Ia berharap sinergi antara perguruan tinggi, dunia usaha, dan pemerintah dapat menciptakan ekosistem pendidikan yang produktif dan berdaya saing.
“Ilmu pemerintahan dan komunikasi bukan hanya untuk birokrat atau jurnalis, tetapi untuk menciptakan masyarakat yang adaptif, inovatif, dan mampu menjawab tantangan pembangunan ke depan,” tutup Bernardus.


