“Yang penting saya tekankan cuma satu: tinggalkan perbedaan, O rok ya, Ya rak O. Lalu kita kasih ide, jangan mengkritik saja tetapi tidak memberikan ide. Itu juga termasuk teman-teman media cetak,” ujarnya.
Menurutnya, kritik adalah bagian penting dari demokrasi dan pembangunan, tetapi tanpa gagasan konstruktif, kritik hanya menjadi hambatan. Ia menegaskan bahwa pemerintah daerah terbuka pada masukan, namun setiap kritik harus mampu menawarkan jalan keluar.
“Memberikan kritik saya senang-senang saja, tapi kan harus menundukkan jalan keluar. Demi Tuhan saya sampaikan dengan hati yang suci, hati yang mulia, dengan ikhlas. Apa yang saya katakan ini keluar dari hati saya yang paling dalam, dan saya bertanggung jawab dunia akhirat,” ucap Bupati Thaher.
Persatuan di Atas Segala Perbedaan
Lebih jauh, Bupati Malra itu menegaskan pentingnya mengutamakan persatuan di atas segala perbedaan. Menurutnya, perbedaan seharusnya tidak dijadikan alasan untuk saling menjatuhkan, melainkan dijadikan kekuatan bersama dalam membangun Maluku Tenggara.
“Kalau kita hanya sibuk mengkritik, kapan kita bisa maju? Mari tinggalkan perbedaan, mari satukan langkah. Kritik boleh, tapi jangan lupa beri ide untuk kebaikan bersama,” tegasnya.
Pesan Cinta untuk Semua
Meski menegur keras soal kritik tanpa solusi, Thaher tetap menekankan bahwa dirinya tidak menyimpan kebencian kepada siapa pun. Ia bahkan menegaskan cintanya kepada seluruh masyarakat Maluku Tenggara, termasuk mereka yang kerap menjelekkan dirinya.
“Saya sayang semua, saya sayang semua. Walaupun ada yang menyelekan beta, beta tetap sayang juga. Nggak ada masalah,” katanya dengan nada tulus.
Seruan Rohani: Tidak Ada Pengampunan Tanpa Pertobatan
Mengakhiri sambutannya, Thaher mengutip pesan rohani yang penuh makna. Ia menegaskan bahwa pengampunan hanya akan lahir dari hati yang bersedia bertobat dan memperbaiki diri.
“Mungkin ada satu kata dalam Alkitab: tidak ada pengampunan tanpa pertobatan. Mari kita bertobat, mari kita manjakan persatuan ini,” pungkasnya.
Pernyataan Bupati Thaher Hanubun ini menjadi pesan kuat bagi masyarakat Maluku Tenggara bahwa pembangunan daerah membutuhkan semangat persatuan, ide-ide segar, dan kontribusi nyata dari semua pihak, bukan sekadar kritik yang melemahkan.


