LANGGUR, MALUKU TENGGARA - Video viral pemberitaan di media sosial yang mencatut nama pengelola Pantai Ngiarwarat, Samuel Ngursok, sebagai pihak yang mengkritik pembangunan infrastruktur di kawasan wisata tersebut, akhirnya mendapat tanggapan tegas.
Dalam rekaman video berdurasi 1 menit 26 detik yang diterima harianmaluku.com, Sabtu (13/6/2025), Samuel membantah keras telah menyampaikan keluhan soal kurangnya infrastruktur di Pantai Ngiarwarat, Desa Ohoidertawun, Kabupaten Maluku Tenggara.
“Saya tidak pernah bilang soal infrastruktur. Itu bukan pernyataan saya,” ujar Samuel tegas dalam video klarifikasinya.
Ia menceritakan bahwa sebelumnya ia sempat ditemui dua orang tak dikenal—seorang laki-laki dan perempuan—yang menanyakan perkembangan Pantai Ngiarwarat. Kepada mereka, Samuel hanya menyampaikan bahwa jumlah kunjungan wisatawan cukup tinggi, bahkan sampai malam hari.
“Saya sampaikan bahwa pantai ini ramai, siang malam ada pengunjung. Tapi saya tidak pernah menyinggung masalah infrastruktur. Jadi kalau nama saya dibawa-bawa untuk itu, sangat keliru,” katanya.
Samuel bahkan menyayangkan penyebaran informasi keliru tersebut yang justru dapat memicu kesalahpahaman antara masyarakat dan pemerintah daerah.
Sebaliknya, ia justru menyampaikan apresiasi besar kepada Bupati Maluku Tenggara, Muhammad Thaher Hanubun, yang dinilainya telah memberikan perhatian besar kepada masyarakat pesisir, khususnya di wilayah Ohoidertawun, Dunwahan, dan Ohoider Atas.
“Selama dua periode ini, kami diperhatikan dengan baik oleh pemerintah daerah. Jadi sangat tidak benar kalau dikatakan kami kecewa atau protes,” tegasnya.
Samuel juga menyatakan komitmen masyarakat setempat untuk mendukung penuh semua program pemerintah di sektor pariwisata, khususnya di Pantai Ngiarwarat.
“Kami siap dukung dan kawal semua program pemerintah daerah di sini. Yang kami harapkan, jangan ada lagi yang memutarbalikkan fakta,” pungkasnya.
Pantai Ngiarwarat kini tengah naik daun sebagai salah satu primadona wisata di Maluku Tenggara. Klarifikasi Samuel Ngursok menjadi penting di tengah derasnya arus informasi di media sosial yang kerap tak terverifikasi dan berpotensi menyesatkan publik.