“Listrik sering padam dari malam sampai pagi, begitu juga sebaliknya. Ini bukan kali pertama, bahkan sering terjadi menjelang Natal,” keluh Agustinus, salah satu warga setempat.
Yang membuat masyarakat heran, pemadaman justru terjadi saat cuaca cerah dan bersahabat. Ketika badai dan hujan deras melanda, listrik justru aman. “Kalau hujan deras dan angin kencang, listrik malah nyala tarus. Tapi pas cuaca tenang begini baru padam berkepanjangan,” tambahnya dengan nada kesal.
Padahal, jaringan listrik di wilayah itu rutin dirawat oleh petugas PLN dan sudah ditopang dengan mesin pembangkit baru. Ironisnya, mutu pelayanan justru semakin dikeluhkan warga. “Mesin baru, tapi pelayanan saki-saki macam begini. Kalau telat bayar, dong cepat datang tagih. Tapi kalau padam begini, seng ada penjelasan,” sindir warga lainnya.
Pemadaman ini tidak hanya membuat aktivitas warga lumpuh, tetapi juga berdampak pada jaringan komunikasi seluler di beberapa desa. Begitu listrik padam, sinyal telepon dan internet pun langsung hilang.
"Katong lapor ulang-ulang juga tapi dong hanya jawab iyo-iyo saja. Listrik padam jalan terus akhirnya jaringan telekomunikasi juga hilang. Jadi, kalo listrik padam berarti satu paket dengan jaringan telekomunikasi," beber Agustinus.
Warga pun geram dan mengutarakan Pemerintah Daerah untuk turun tangan mengevaluasi pimpinan PLN setempat. Bagi mereka, kinerja yang proporsional tentu didukung oleh kualitas pelayanan mumpuni.
"Pak Bupati tolong lihat hal ini. Kalau dong kerja seng bagus, ganti saja sehingga tidak memperburuk citra pelayanan dimata publik," pungkasnya.
Hingga kini pihak PLN belum dapat dihubungi untuk memberikan keterangan dan penjelasan resmi terkait pemadaman listrik secara maraton di wilayah Kei Kecil Timur. Kendati listrik padam dan jaringan hilang, masyarakat hanya bisa pasrah dengan keadaan.
.jpg)

