“Jangan takut menulis yang benar, dan jangan tergoda menulis yang salah! Pers harus jadi benteng terakhir melawan ketidakadilan dan kebohongan publik,” tegas Obama dalam keterangannya di Langgur, Rabu (12/11/2025).
Rahakbauw menyoroti maraknya informasi liar di media sosial yang kerap menggiring opini publik tanpa dasar. Karena itu, kata dia, wartawan PWI harus jadi pembeda — bukan pengekor arus, tapi pengawal fakta.
“Sekarang ini semua orang bisa menulis di medsos, tapi tidak semua bisa mempertanggungjawabkan tulisannya. Di situlah bedanya wartawan sejati,” ujarnya tajam.
Obama juga menegaskan komitmen PWI Maluku Tenggara untuk membangun jurnalisme berintegritas lewat pelatihan, kerja sama lintas lembaga, dan pembinaan jurnalis muda. Bagi Rahakbauw, kebebasan pers bukanlah kebebasan tanpa batas.
“Kita bebas menulis, tapi kita juga wajib menjaga kehormatan profesi. Jangan sampai kebebasan yang kita perjuangkan justru mencederai nilai keadilan dan kemanusiaan,” tandasnya.
Dengan gaya kepemimpinan yang tegas dan berprinsip, Obama dikenal sebagai figur yang tak gentar bersuara lantang membela kebenaran di tengah tekanan berbagai kepentingan. Di tangan Obama , PWI Maluku Tenggara mulai menegaskan jati diri sebagai rumah besar jurnalis yang berani, beretika, dan berpihak pada fakta.


