Tomsi meminta seluruh pemerintah daerah (Pemda) segera menindaklanjuti hasil analisis harga bahan pokok di wilayah masing-masing dengan tindakan konkret. Ia juga menugaskan Inspektorat Jenderal (Itjen) Kemendagri untuk berkoordinasi bersama Bulog dengan 50 daerah yang harga berasnya masih tinggi.
“Bagaimana mungkin beras kita berlimpah, dan kita terus berupaya menurunkan harga beras, tetapi masih ada yang harganya tinggi,” tegas Tomsi.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), sejumlah daerah seperti Kabupaten Tambrauw, Dogiyai, dan Mojokerto mengalami kenaikan harga beras yang signifikan. Tomsi meminta Pemda menelusuri penyebab kenaikan, apakah disebabkan oleh persoalan distribusi, pasokan, atau bahkan permainan harga.
Selain beras, ia juga menyoroti kenaikan harga minyak goreng dan bawang putih di beberapa wilayah. Tomsi mendorong Kementerian Perdagangan dan Pemda untuk menggelar rapat khusus mencari solusi atas kenaikan tersebut.
“Harus ada alasan yang jelas kenapa harga minyak goreng bisa seperti ini. Jangan terus kita biarkan terlena,” ujarnya.
Tomsi menegaskan bahwa Rakor Pengendalian Inflasi bukanlah kegiatan rutinitas tanpa hasil. Ia menuntut forum ini melahirkan kebijakan konkret untuk menjaga stabilitas harga dan daya beli masyarakat.
“Jangan sampai rapat ini hanya lewat begitu saja tanpa ada upaya nyata. Ingat, semua ini untuk masyarakat banyak,” tandasnya.
Sementara itu, Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti melaporkan inflasi year to date mencapai 2,10 persen, sedikit lebih tinggi dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Empat provinsi tercatat memiliki inflasi di atas 3,5 persen, yakni Sumatera Barat, Riau, Aceh, dan Sulawesi Tengah.
Namun, beberapa daerah seperti Papua, Lampung, Papua Barat, dan Maluku Utara justru mengalami inflasi rendah hingga deflasi. Amalia menyebut, tren harga pangan bergejolak mulai membaik di minggu pertama November 2025.
“Ini perkembangan positif karena pengendalian harga kelompok komoditas pangan bergejolak (volatile food) terus menunjukkan penurunan,” jelas Amalia.
Rakor tersebut turut dihadiri Deputi Pembangunan Kewilayahan Bappenas Medrilzam, Dirjen Perumahan Perdesaan Kementerian PKP Imran, Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Bapanas I Gusti Ketut Astawa, serta Plt. Deputi II Bidang Perekonomian dan Pangan KSP Telisa Aulia Falianty.


