Kehadiran Ketua DPW PAN Maluku itu dilakukan di sela-sela masa resesnya di daerah pemilihan Maluku. Ia datang bersama sejumlah pengurus partai, seperti Ketua DPD PAN Maluku Tenggara Yohanis Bosko Rahawarin dan Sekretaris Wilayah PAN Amiruddin dari Seram Bagian Barat, untuk mengenalkan langsung kekayaan budaya Kei kepada mereka.
Dalam sambutannya, Widya menyampaikan rasa bangga dan syukur bisa hadir di tengah masyarakat Maluku Tenggara. Ia mengapresiasi Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara di bawah kepemimpinan Bupati Muhammad Thaher Hanubun dan Wakil Bupati, yang terus menjaga dan mempromosikan tradisi lokal melalui festival budaya.
“Budaya seperti Fan Kurkurat—yang berarti panah ikan Kurkurat—harus kita lestarikan sampai ke anak cucu. Ini warisan yang harus terus dijaga,” ujar Widya.
Ia menambahkan, Oktober merupakan bulan istimewa bagi masyarakat Kei karena identik dengan perayaan Meti Kei. Karena itu, ia sengaja mengatur jadwal reses agar bisa hadir dalam momen tersebut.
“Kalau kita melewati masa Meti Kei ini rasanya sayang. Ini waktu terbaik untuk bersama masyarakat dan ikut menjaga budaya yang luar biasa ini,” katanya.
Sebagai anggota Komisi III DPR RI yang bermitra dengan Polri, Kejaksaan, KPK, dan BNN, sekaligus anggota Badan Anggaran DPR RI, Widya menegaskan komitmennya memperjuangkan perhatian dan alokasi anggaran yang berpihak pada Maluku.
“Maluku harus menjadi prioritas dalam pembangunan nasional. Saya akan terus memperjuangkan itu,” tegasnya.
Widya menutup sambutannya dengan doa bagi kesuksesan Bupati dan seluruh jajaran pemerintah daerah, serta ajakan untuk terus bersinergi membangun Maluku Tenggara dan Maluku secara keseluruhan.
Festival Pesona Meti Kei sendiri merupakan agenda tahunan yang menarik wisatawan dan masyarakat lokal. Tradisi Fan Kurkurat menjadi simbol kebersamaan dan penghargaan terhadap alam laut Kei, sekaligus pengingat pentingnya menjaga warisan budaya leluhur di tengah arus modernisasi.


