“Tahun 2026 saya ingin membangun konsep seperti di Maldives atau Labuan Bajo. Waterfront City ini akan menjadi wajah baru Kota Tual,” ungkap Renuat.
Ia menilai, pembangunan berbasis kemaritiman tidak cukup hanya dengan pengelolaan potensi laut, tetapi juga harus didukung kegiatan ekonomi dan budaya yang memperkuat identitas masyarakat pesisir.
“Kemandirian daerah berbasis maritim harus dibarengi dengan kegiatan yang menghidupkan nilai budaya leluhur. Dari sinilah stabilitas daerah dan semangat Ain ni Ain akan tumbuh,” tandasnya.
Selain wisata terapung, Renuat juga mengisyaratkan pembangunan kereta gantung di kawasan pelabuhan sebagai daya tarik pariwisata baru. Ia berharap, langkah itu dapat membuka lapangan kerja dan memperkuat ekonomi masyarakat.


