Tangis dan Doa Iringi Pemulangan Jenazah Dua Mahasiswa UGM dari Maluku Tenggara

Pemulangan dimulai dengan pelaksanaan salat jenazah di Masjid Agung Raudhah Langgur. Foto/dok: Iren.
LANGGUR, MALUKU TENGGARA — Suasana haru menyelimuti prosesi pemulangan jenazah dua mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta yang menjadi korban kecelakaan laut saat menjalankan tugas pengabdian di Ohoi Debut, Kecamatan Manyeuw. Kedua jenazah, Septian Eka Rahmadi asal Sumbawa dan Bagus Adi Prayogo asal Bojonegoro, diberangkatkan dari Langgur menuju daerah asal mereka pada Rabu, (2/7/2025).

Pemulangan dimulai dengan pelaksanaan salat jenazah di Masjid Agung Raudhah Langgur pukul 09.00 WIT, yang dihadiri ratusan pelayat. ASN Muslim, pejabat eselon, mahasiswa KKN UGM, serta masyarakat Debut dan sekitarnya turut hadir dalam suasana duka yang penuh penghormatan.

Setelah salat jenazah, kedua almarhum diantar menuju Bandara Karel Sadsuitubun oleh jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), pimpinan OPD, mahasiswa KKN UGM dari Kota Tual dan Maluku Tenggara, serta masyarakat umum. Isak tangis mengiringi prosesi yang berlangsung khidmat sebagai bentuk penghormatan terakhir.

Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara juga menggelar upacara resmi penyerahan jenazah kepada pihak kampus di area bandara sebelum keberangkatan. Bupati Maluku Tenggara, Muhammad Thaher Hanubun, menyampaikan belasungkawa mendalam atas kepergian dua putra bangsa yang datang dengan semangat pengabdian.

Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara juga menggelar upacara resmi penyerahan jenazah kepada pihak kampus di area bandara sebelum keberangkatan. Foto/dok: Iren.

“Mereka datang dengan niat mulia untuk membantu masyarakat kami, dan kini kami antar pulang dengan penuh kehormatan,” ujar Bupati Hanubun.

Dosen Pembimbing Lapangan Tim KKN-PPM UGM Unit Manyeuw, Dr. R.A. Antari Innaka Turingsih, mewakili pihak kampus menyampaikan apresiasi mendalam atas pendampingan dan kepedulian penuh dari pemerintah daerah selama penanganan musibah ini.

“Kami sangat berterima kasih atas perhatian dan pendampingan penuh dari pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara selama musibah ini,” ucapnya dengan mata berkaca-kaca.

Jenazah Septian dan Bagus diberangkatkan menggunakan maskapai Lion Air menuju Ambon, sebelum akhirnya dipulangkan ke Sumbawa dan Bojonegoro untuk dimakamkan. Penerbangan sempat tertunda selama tiga jam akibat cuaca buruk di wilayah udara Maluku.

Peristiwa ini meninggalkan duka mendalam, tidak hanya bagi keluarga besar UGM, tetapi juga bagi masyarakat Maluku Tenggara yang sempat merasakan kehangatan dan pengabdian tulus kedua mahasiswa semasa KKN. Pemerintah daerah menegaskan komitmennya untuk terus mendukung kegiatan pengabdian mahasiswa serta menjamin keselamatan peserta di masa mendatang.

SPONSOR
Lebih baru Lebih lama
SPONSOR