Kedua korban, Septian Eka Rahmadi dan Bagus Adi Prayogo, menjadi korban tenggelamnya speedboat yang mengangkut tujuh mahasiswa peserta KKN-PPM UGM di perairan Manyeuw. Kecelakaan diduga disebabkan oleh cuaca buruk dan gelombang tinggi yang menghantam kawasan perairan tersebut.
“Atas nama Pemerintah Daerah dan seluruh masyarakat Maluku Tenggara, saya menyampaikan turut berduka cita yang sedalam-dalamnya kepada orang tua, keluarga, dan Civitas Akademika Universitas Gadjah Mada,” ujar Bupati Maluku Tenggara, Muhamad Thaher Hanubun, dalam pernyataan resminya di Langgur.
Menurut informasi sementara, upaya pencarian dan evakuasi langsung dilakukan oleh aparat gabungan setelah insiden terjadi. Kedua korban sempat dinyatakan hilang sebelum akhirnya ditemukan dalam kondisi tak bernyawa. Lima mahasiswa lainnya selamat dan kini berada dalam penanganan.
Bupati Thaher juga telah memerintahkan dilakukannya investigasi mendalam untuk memastikan kebenaran kronologi dan penyebab insiden tersebut. “Agar informasi yang diberikan dapat dipertanggungjawabkan,” tegasnya.
Doa dan simpati terus mengalir dari masyarakat setempat untuk para korban. “Kita berdoa, semoga arwah mereka diterima di sisi Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa,” tutup Bupati dengan penuh haru.
Program KKN-PPM yang seharusnya menjadi momentum pengabdian bagi para mahasiswa justru berakhir duka. Kepergian Septian dan Bagus meninggalkan luka mendalam, namun juga menjadi pengingat tentang pentingnya keselamatan dan kesiapsiagaan dalam segala aktivitas pengabdian di lapangan.
