Menurut Fatma, kampanye nada dering anti-narkoba bisa menjadi metode efektif dan murah untuk menjangkau masyarakat luas. “Bayangkan jika semua pengguna ponsel memakai nada dering bertema anti-narkoba, pasti dampaknya sangat luar biasa. Kampanye ini tidak butuh biaya besar, tapi bisa menyentuh banyak orang,” ujarnya dalam forum.
Selain itu, ia juga mendorong BNN Kota Tual untuk menggagas kerja sama lintas sektor dengan Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) guna membentuk desa atau ohoi bebas narkoba. Hal ini dinilai penting mengingat terdapat 54 kawasan di wilayah Kepulauan Kei yang masuk kategori rawan narkoba dan perlu intervensi berbasis komunitas.
Fatma menambahkan, upaya pemberdayaan juga telah dilakukan PKK Malra melalui pelatihan peningkatan kapasitas kader bekerja sama dengan BNN. Kegiatan yang dilaksanakan awal tahun ini melibatkan 100 kader di 11 kecamatan sebagai ujung tombak edukasi dan sosialisasi bahaya narkoba di tingkat keluarga dan masyarakat.
“Kami berharap langkah ini terus diperkuat agar agen-agen perubahan di masyarakat benar-benar paham dan mampu menyampaikan pesan-pesan penting tentang bahaya narkoba,” tegasnya.
Rapat Koordinasi Forum P4GN ini juga dihadiri oleh Wakil Wali Kota Tual Hi. Amir Rumra, S.Pi., M.Si., Wakil Ketua DPRD Kota Tual Jacobis Karmomyanan, unsur Forkopimda, serta pimpinan instansi vertikal dan daerah dari Kota Tual dan Kabupaten Maluku Tenggara.
Forum ini menjadi momentum penting untuk menyatukan langkah seluruh elemen daerah dalam perang melawan narkoba, sekaligus menunjukkan bahwa upaya pencegahan dapat dimulai dari langkah-langkah sederhana yang dekat dengan kehidupan sehari-hari, seperti halnya di rumah hingga nada dering ponsel.
