Aksi ini sebagai bentuk kepedulian Bupati agar pembangunan jalan benar-benar berpihak pada kebutuhan masyarakat di wilayah terpencil.
Rute yang dilalui mencakup sejumlah Ohoi (Desa), mulai dari Ohoi Uat, Ngan, Ohoilean, Weduar Feer, Watkidat, Langgiar, hingga Feer.
Dalam perjalanan tersebut, Bupati didampingi Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Provinsi Maluku, Moch. Iqbal Tamher, bersama rombongan dari Balai Jalan.
“Saya ingin rasakan sendiri bagaimana sulitnya pengendara roda dua maupun roda empat melewati jalan rusak ini. Ini agar para pemangku kepentingan melihat langsung dan tidak menganggap enteng kebutuhan masyarakat di kampung,” ujar Bupati Thaher.
Menanggapi hal tersebut, Kepala BPJN Provinsi Maluku menyatakan bahwa ruas jalan di Weduar Fer hingga beberapa desa lainnya akan menjadi prioritas dalam program penanganan jalan daerah. Program tersebut akan didukung oleh Dana Alokasi Khusus dan segera dilaksanakan setelah tahapan desain dan kesiapan teknis rampung.
“Ada ruas-ruas jalan strategis dari Weduar Fer hingga Desa lainnya yang akan segera ditangani. Kita harap konektivitas dari Kecamatan sampai ke Kota Elat bisa segera terwujud,” kata Iqbal Tamher.
Untuk mendukung konektivitas dan kelayakan jembatan di kawasan tersebut, Iqbal menyebutkan bahwa uji beban (loading test) akan dilakukan pada akhir Juni 2025. Sementara itu, untuk penanganan sementara, pihaknya akan memanfaatkan jembatan rangka baja darurat milik Balai Jalan.
“Kami rencanakan mobilisasi jembatan darurat dari wilayah lain. Ada yang bentangnya 30 hingga 60 meter, bisa digunakan untuk sementara sebelum pembangunan permanen,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas PUPR Maluku Tenggara, Herling Priartha, turut mengonfirmasi bahwa laporan survei dan usulan penanganan kerusakan jalan, jembatan, dan saluran di Kei Besar telah disampaikan kepada pihak terkait, termasuk BPJN dan Pemerintah Provinsi.
“Pemda sangat mendukung. Kita juga tengah siapkan kesiapan lahan dan dokumen teknis agar bisa segera dieksekusi. Dukungan pusat sangat kami harapkan, mengingat panjang ruas jalan di kawasan ini mencapai 740 km,” kata Herling.
Ia juga menjelaskan bahwa akses jalan dari wilayah perbatasan seperti Feduar Fer hingga ke desa-desa seperti Uat, Ngan dan Weduar Fer telah masuk dalam usulan pengembangan wilayah 3T (terdepan, terpencil, dan tertinggal). Pemerintah daerah berkomitmen mendukung semua proses readiness, termasuk pembebasan lahan.
Dikesempatan itu, Bupati Thaher meminta masyarakat agar tidak salah paham terhadap proses pembangunan infrastruktur. Ia menegaskan pentingnya dukungan masyarakat terhadap pembangunan jalan lingkar di Kei Besar.
“Jangan sampai karena satu-dua orang, pembangunan jadi terhambat. Jangan ada lagi yang menakut-nakuti atau memanfaatkan situasi demi kepentingan pribadi,” tegasnya.
Aksi nyata Bupati Maluku Tenggara yang menyetir sendiri mobil di medan berat ini diapresiasi banyak pihak dan menjadi simbol komitmen kuat terhadap percepatan pembangunan infrastruktur di daerah tertinggal.