Kegiatan tersebut dihadiri Raja Faan, Kepala Ohoi Sathean, Pastor Paroki Santo Ludofikus Faan, Penjabat Sekda Maluku Tenggara, Ketua Presidium WKRI Wilayah Maluku–Maluku Utara Deliana Masela, para pengurus DPD WKRI, pimpinan organisasi kewanitaan, serta seluruh peserta Konfercab.
Dalam sambutannya, Bupati Thaher menegaskan pentingnya Konfercab sebagai forum menghasilkan rekomendasi strategis demi memperkuat kapasitas organisasi dan memperluas kontribusi perempuan Katolik. Ia menilai WKRI sebagai organisasi moralis yang memiliki sejarah panjang dalam aksi sosial dan rekonsiliasi masyarakat pascakonflik di Maluku Tenggara.
Bupati juga menyampaikan lima arahan penting untuk mendorong WKRI menjadi organisasi yang adaptif: keluar dari zona nyaman, memodernisasi gerakan, merangkul generasi muda, menjaga komitmen pada nilai Gereja dan Pancasila, menjadi mitra strategis pemerintah dalam perlindungan perempuan, serta memperkuat peran WKRI sebagai penjaga keharmonisan keluarga Katolik.
“WKRI perlu berani berinovasi, tetap berakar pada nilai Gereja dan budaya Kei, namun terbuka terhadap dinamika zaman agar tetap relevan bagi generasi muda,” tegasnya. Ia berharap pemimpin baru WKRI mampu memadukan kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual dalam memimpin.
Dengan memanjatkan puji syukur, Bupati Thaher kemudian membuka secara resmi Konfercab Ke-IV WKRI Santo Ludofikus Faan Tahun 2025, seraya berharap forum tertinggi organisasi ini melahirkan keputusan yang membawa kemajuan bagi WKRI dan Kabupaten Maluku Tenggara.


