Bupati Thaher menyampaikan bahwa setiap orang memiliki caranya sendiri dalam berdakwah, termasuk dirinya sebagai kepala daerah.
“Saya tidak pandai ceramah seperti ustaz. Tapi dakwah saya lewat tanda tangan — memberi izin membangun masjid, gereja, sekolah, dan madrasah. Itu dakwah saya,” ucapnya.
Ia menegaskan bahwa dakwah bukan hanya lewat kata-kata, tetapi lewat kebijakan dan tindakan nyata. “Semua orang punya hak berdakwah, baik dengan kata maupun perbuatan,” tambahnya.
Dalam sambutannya, Thaher juga mengingatkan perempuan Kei agar terus menjadi penjaga harmoni dan jantung kedamaian Maluku Tenggara.
“Rawat tanah ini dengan cinta, isi ohoi dengan cahaya, dan jadikan perempuan Kei sebagai jantung kedamaian,” katanya.
Bupati menyinggung pula perjalanan pembangunan Maluku Tenggara sejak masa konflik 1999 hingga kini. Ia menyebut kemajuan yang terjadi merupakan buah dari doa para ibu.
“Dulu Kei besar dan Kei kecil dalam kegelapan. Sekarang terang di malam hari, bersih di siang hari. Itu berkat doa ibu-ibu sekalian,” ujarnya penuh haru.
Menutup sambutan, Thaher mengutip firman Allah dalam Al-Baqarah 195: “Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berbuat baik. "Untuk itu, buat saja kebaikan, karena Malaikat akan mencatat kebaikan itu" pesannya.
Ia berharap, Mubes ini menjadi momentum spiritual untuk memperkuat peran perempuan dalam dakwah dan pembangunan daerah. “Majelis ta’lim harus terus menjadi ladang zikir, tempat perempuan menjadi cahaya bagi keluarga dan negeri,” tutupnya dengan takbir pembuka Mubes ke-9.
