Wakil Bupati Maluku Tenggara Charlos Viali Rahantoknam mengatakan, pelaksanaan Karnaval Budaya merupakan momentum penting untuk menampilkan identitas masyarakat Kei yang kaya akan nilai budaya dan kearifan lokal.
“Festival ini adalah bentuk syukur dan kebanggaan kita karena kembali mendapat pengakuan nasional. Budaya Kei tidak hanya milik kita, tetapi juga bagian dari kekayaan Indonesia yang harus diperkenalkan ke dunia,” ujar Viali dalam sambutannya.
Festival Pesona Meti Kei kali ini mengusung tema “Akselerasi Pembangunan Pariwisata Maluku Tenggara Menuju Destinasi Regenerative Tourism yang Berkelanjutan.” Tema ini menurut Wabup, mencerminkan arah kebijakan pariwisata daerah yang berorientasi pada keseimbangan antara lingkungan (Planet), masyarakat (People), dan kesejahteraan ekonomi (Prosperity).
“Kami tidak ingin pariwisata hanya berbicara tentang jumlah kunjungan. Lebih dari itu, pembangunan wisata harus berkelanjutan, bertanggung jawab, menjaga ekosistem, serta memberi manfaat bagi masyarakat lokal,” jelasnya.
Viali menegaskan, Festival Pesona Meti Kei bukan sekadar ajang hiburan, tetapi juga entry point pengembangan sektor Pariwisata Maluku Tenggara ke tingkat nasional dan internasional.
“Karnaval ini menjadi simbol dari semangat kebersamaan kita untuk memperkenalkan Maluku Tenggara sebagai destinasi yang ramah, berbudaya, dan penuh pesona,” ujarnya.
Ia menyebut, rangkaian Karnaval Budaya menggambarkan keberagaman dan harmoni masyarakat Kei yang hidup dalam nilai-nilai toleransi.
“Karnaval ini mau mengatakan kepada kita bahwa inilah budaya Kei. Inilah keberagaman yang harus kita jaga dalam harmoni yang indah,” ucap Rahantoknam.
Wabup pun mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk mendukung penuh pelaksanaan Festival Pesona Meti Kei 2025 agar menjadi ajang promosi wisata yang berdampak nyata bagi ekonomi daerah.
“Mari kita sukseskan festival ini. Biarlah pesona budaya dan keindahan Maluku Tenggara bisa terbang ke seluruh penjuru dunia,” tutupnya.
Karnaval Budaya Festival Pesona Meti Kei 2025 sendiri menampilkan berbagai kegiatan seperti parade budaya, tari kolosal, atraksi adat, pameran ekonomi kreatif, serta kuliner khas Kei yang diikuti 50 peserta dari berbagai kalangan dengan titik start Balai Desa Langgur dan Finish di Taman Land Mark Kota Langgur.
Sekalipun diguyur hujan deras, antusiasme masyarakat cukup tinggi. Hal itu terlihat jelas saat peserta karnaval tiba di Taman Land Mark dan mengikuti acara pembukaan Lomba Goyang Kreasi Meti Kei III dengan peserta 10 regu disaksikan jajaran Forkopimda.
Event ini diharapkan menjadi sarana memperkuat identitas lokal masyarakat Kei sekaligus menggerakkan ekonomi lokal daerah melalui Pariwisata Maluku Tenggara.


