Frits menekankan bahwa kehadiran mahasiswa UGM membawa dampak positif bagi masyarakat, tidak hanya di Ohoi Iswadi, Wain Baru, dan Disuk, tetapi juga berpotensi dikembangkan ke seluruh kampung di wilayahnya. “Kami menyampaikan pesan masyarakat Kei Kecil Timur agar kegiatan KKN berikutnya dapat menjangkau kampung-kampung lain. Saat ini baru tiga kampung yang menjadi lokasi, tetapi masih ada 18 kampung lain yang menanti sentuhan program serupa,” ujarnya.
Ia juga menyampaikan harapan agar pesan ini sampai kepada Rektor dan dosen pembimbing UGM. Menurutnya, masyarakat menginginkan kesinambungan program karena terbukti memberi manfaat nyata, baik di bidang sosial, budaya, maupun pemberdayaan ekonomi masyarakat. “Kami membuka ruang dan kesempatan seluas-luasnya bagi mahasiswa untuk datang ke Kei Kecil Timur. Kegiatan seperti ini memotivasi dan memberi semangat baru kepada masyarakat,” tambahnya.
Wokanubun menegaskan bahwa mahasiswa yang melaksanakan KKN telah memberikan kontribusi langsung melalui berbagai kegiatan yang mengangkat potensi lokal dan mempromosikan nilai-nilai budaya masyarakat setempat. “Dampaknya terlihat, mulai dari pemberdayaan pemuda, pelestarian lingkungan, hingga promosi pariwisata berbasis budaya. Ini kolaborasi yang patut diapresiasi,” katanya.
Festival Iswadi sendiri menjadi puncak rangkaian kegiatan yang melibatkan pertunjukan seni budaya, pemanfaatan potensi lokal, serta gotong royong masyarakat. Pius menyebut kegiatan ini menjadi bukti bahwa kolaborasi antara perguruan tinggi dan masyarakat mampu mempercepat pembangunan berbasis kearifan lokal.
“Partisipasi mahasiswa mendorong lahirnya ide-ide kreatif di masyarakat dan memperkuat hubungan sosial antar warga. Hal ini penting untuk menjaga keberlanjutan pembangunan di tingkat lokal,” lanjutnya.
Frits juga mengajak seluruh mahasiswa UGM yang hadir untuk terus menjaga hubungan baik dengan masyarakat Kei Kecil Timur. Ia berharap pengalaman di lapangan dapat menjadi bekal berharga bagi mahasiswa sekaligus memberi dampak jangka panjang bagi kampung-kampung yang menjadi lokasi KKN.
Festival ditutup dengan pesan optimistis dari pemerintah kecamatan agar kegiatan serupa terus berkembang dan memberikan manfaat luas bagi seluruh masyarakat. “Kami yakin kegiatan seperti ini dapat menjadi contoh baik dan menginspirasi daerah lain untuk melakukan hal serupa,” pungkasnya.