“Kami hadir bukan untuk menciptakan ketakutan, tapi untuk memastikan wilayah tetap aman dan kondusif,” tegas Komandan Kodim 1503/Tual dalam Press Release yang diterima media media ini Rabu, (9/7/2025).
Ia juga mengajak semua pihak untuk menjadikan kejadian ini sebagai pelajaran bersama, seraya menekankan bahwa TNI adalah anak kandung rakyat dan selalu berpihak pada kepentingan rakyat.
Proses Adat Tempuh Jalan Damai
Sejumlah tokoh adat dan masyarakat turut mendukung jalur penyelesaian kekeluargaan. Tokoh agama, Hi. Dullah Natanubun, menegaskan pentingnya menjaga nilai-nilai kekerabatan dalam menyelesaikan konflik.
“Permasalahan ini mempertemukan kita dalam bingkai kekeluargaan. Kita satu rumpun. Penyelesaian adat adalah jalan bermartabat yang harus dijunjung tinggi,” ujarnya.
Raja Kilsoin, Adi Sultan Boiratan, mewakili keluarga besar Danramil Elat, menyampaikan permintaan maaf secara terbuka kepada keluarga besar Mataholat. Ia menyebut telah melakukan perjalanan adat untuk menyampaikan penyesalan dan menjalin kembali silaturahmi, serta berencana melanjutkan kunjungan ke Desa Mataholat.
Tokoh Pemuda Beri Apresiasi, Korban Sudah Memaafkan
Dari pihak pemuda, penyelesaian damai ini diapresiasi oleh Mindhuri Koedubun yang menilai semangat leluhur "Fanganan, Ain Ni Ain" harus menjadi pedoman dalam menjaga persaudaraan.
Muh. Nur Amin Matdoan, pihak yang sempat menjadi korban dalam peristiwa tersebut, juga menyatakan bahwa dirinya telah memaafkan Danramil Elat secara pribadi.
“Saya sudah memaafkan. Biarlah ini menjadi pengalaman berharga agar tidak terulang kembali,” ujarnya bijak.
Senada, perwakilan pemuda Mataholat, Ikbal Rahaningmas, berharap kejadian ini menjadi pelajaran penting bagi semua pihak agar selalu menjunjung tinggi nilai saling menghormati dalam kehidupan bermasyarakat.