Dalam sambutannya, Dandim menekankan bahwa stabilitas keamanan tidak semata ditopang oleh kekuatan militer, tetapi harus dibangun melalui kepercayaan, kebersamaan, dan partisipasi aktif masyarakat. Ia menyebut, komunikasi sosial merupakan bagian penting dari strategi pertahanan semesta yang menempatkan rakyat sebagai komponen utama.
“Kehadiran kami di tengah komunitas Gereja St. Josep ini adalah bagian dari tugas strategis TNI dalam membina hubungan sosial yang harmonis dengan seluruh elemen masyarakat,” tegasnya.
Letkol Andi Agus Salim juga menyampaikan apresiasi atas situasi kondusif yang mulai terlihat di Maluku Tenggara dalam beberapa bulan terakhir. Namun ia mengingatkan bahwa keamanan harus dijaga secara berkelanjutan melalui pengawasan bersama, terutama terhadap dinamika sosial di kalangan remaja dan pemuda yang rentan terhadap gesekan konflik.
“Kami butuh dukungan masyarakat dalam mencegah potensi konflik horizontal. Komunikasi sosial seperti ini menjadi benteng awal pertahanan di tengah keragaman yang tinggi,” tambahnya.
Dalam kesempatan tersebut, Dandim juga membuka ruang kritik terhadap kinerja para Babinsa sebagai ujung tombak TNI di lapangan. Ia menegaskan pentingnya transparansi dan evaluasi berkelanjutan sebagai wujud tanggung jawab moral institusi TNI terhadap rakyat.
“Babinsa adalah perpanjangan tangan TNI. Jika ada penyimpangan atau perilaku yang merugikan, silakan dilaporkan. TNI lahir dari rakyat, berjuang untuk rakyat, dan menyatu dengan rakyat,” ujarnya.
Kunjungan ini merupakan bagian dari program pembinaan teritorial Kodim 1503/Tual dalam membangun ketahanan wilayah berbasis partisipasi rakyat dan pendekatan humanis. Kegiatan ditutup pada pukul 20.30 WIT dalam suasana aman, hangat, dan penuh keakraban antara aparat dan masyarakat lintas iman.