Berlangsung selama sepuluh hari, kegiatan ini mengusung tema besar mewujudkan Keamanan, Keselamatan, Ketertiban, dan Kelancaran Lalu Lintas (Kamseltibcarlantas) di wilayah hukum Kota Tual. Berbeda dengan operasi lalu lintas pada umumnya yang cenderung bersifat represif, Operasi Simpatik Salawaku mengedepankan sosialisasi, penyuluhan, dan teguran lisan sebagai bentuk penindakan terhadap pelanggaran.
Fokus pada Pencegahan dan Penyadaran Masyarakat
Kapolres Tual melalui Satuan Lalu Lintas menjelaskan bahwa tujuan utama dari operasi ini bukanlah sekadar menjaring pelanggar, melainkan membangun kesadaran kolektif masyarakat untuk tertib dan patuh terhadap aturan lalu lintas.
“Operasi ini kami rancang dengan pendekatan simpatik dan humanis. Setiap pelanggaran yang ditemukan, selama tidak bersifat fatal atau membahayakan pengguna jalan lain, kami tangani melalui teguran lisan yang edukatif. Tujuannya adalah untuk membina, bukan semata-mata menindak,” ujar Kasat Lantas Polres Tual dalam keterangannya, Rabu (17/7/2025).
Melalui kegiatan ini, petugas juga turun langsung ke jalan-jalan utama dan pusat keramaian di Kota Tual untuk memberikan imbauan langsung kepada pengendara, membagikan brosur keselamatan berkendara, dan melakukan penyuluhan mengenai pentingnya penggunaan helm, sabuk pengaman, serta larangan menggunakan ponsel saat berkendara.
Hasil Sementara dan Respons Masyarakat
Selama pelaksanaan operasi, Polres Tual mencatat sejumlah pelanggaran ringan, seperti pengendara sepeda motor tanpa helm, pengemudi mobil yang tidak menggunakan sabuk pengaman, hingga pengendara yang masih menggunakan telepon genggam saat berkendara. Semua pelanggaran tersebut ditindak melalui pendekatan persuasif berupa teguran lisan dan edukasi langsung di tempat.
Respons masyarakat terhadap operasi ini dinilai positif. Banyak warga mengapresiasi pendekatan simpatik yang dilakukan oleh petugas, karena dinilai lebih menyentuh dan berdampak terhadap perubahan perilaku berkendara.
“Saya merasa lebih dihargai sebagai warga ketika ditegur secara baik dan dijelaskan kesalahan saya. Ini membuat saya sadar pentingnya tertib berlalu lintas, bukan karena takut ditilang, tapi demi keselamatan saya sendiri,” ujar Ahmad Rahabav, salah satu pengendara di kawasan Wearhir.
Imbauan dan Harapan Polres Tual
Di akhir masa pelaksanaan operasi, Polres Tual mengimbau seluruh pengguna jalan untuk tetap menjaga etika dan keselamatan dalam berkendara, bahkan di luar masa operasi sekalipun. Kepatuhan terhadap aturan lalu lintas bukan hanya demi menghindari sanksi, tetapi juga merupakan bentuk tanggung jawab sosial terhadap keselamatan bersama.
“Operasi ini hanyalah momentum. Yang kami harapkan adalah kebiasaan tertib yang terus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Semua pengguna jalan, baik pengendara maupun pejalan kaki, harus memahami bahwa keselamatan adalah tanggung jawab bersama,” tutup Kasat Lantas.
Dengan Operasi Simpatik Salawaku 2025, Polres Tual berharap kesadaran kolektif masyarakat Kota Tual akan pentingnya keselamatan lalu lintas terus meningkat, demi terciptanya lingkungan yang aman, nyaman, dan berkelanjutan bagi seluruh warga.