Peristiwa kebakaran yang menghanguskan rumah mereka terjadi saat seluruh anggota keluarga laki-laki sedang tidak berada di rumah. “Waktu itu di lokasi hanya ada mama-mama. Pas saya kembali, api sudah naik ke rumah,” ujar Damianus mengenang kejadian tersebut.
Damianus mengaku, tidak mengetahui secara pasti penyebab munculnya api. Namun, menurutnya, tidak ada aktivitas memasak atau hal lainnya yang dapat memicu percikan api. “Tiba-tiba api naik dari pelapon. Kemungkinan besar dari konslet listrik,” katanya.
Meski seluruh bagian rumah hangus dilalap si jago merah, Savsavubun mengaku bersyukur tidak ada korban jiwa dalam insiden tersebut. “Kerugiannya tidak begitu banyak untuk kami. Yang penting manusianya selamat,” ucapnya penuh syukur.
Terkait bantuan, Damianus menyampaikan terima kasih atas perhatian pemerintah daerah, lingkungan sekitar, dan keluarga yang telah memberi dukungan dan uluran tangan. “Apapun yang diberikan, kami bersyukur. Dari rukun, famili, teman-teman juga ada bantu,” ungkapnya.
Saat ini, keluarga Savsavubun terpaksa mengungsi di rumah tetangga karena tempat tinggal mereka sudah tidak layak huni. Bagian belakang rumah yang memiliki lima kamar kos sejatinya bisa kembali difungsikan, namun memerlukan material bangunan.
Dirinya berharap, Pemerintah Daerah dapat membantu penyediaan bahan bangunan seperti daun seng, kayu dan besi, agar mereka segera dapat memperbaiki hunian tersebut. “Kalau bisa, sebelum Natal kami sudah bisa kembali tinggal di situ,” tutur Damianus penuh harap.
Diketahui becanda kebakaran yang melanda keluarga Damianus W. Savsavubun terjadi pada Selasa 18 November pekan lalu menghanguskan sekurang-kurangnya dua hunian dan satu kos-kosan. Bupati Maluku Tenggara M. Thaher Hanubun memastikan pembangunan hunian alternatif akan rampung sebelum Natal untuk ditempati keluarga korban.
