Wakil Bupati Maluku Tenggara, Carlos Viali Rahantoknam, saat menutup kegiatan pada Rabu, 3 September 2025, menegaskan pentingnya pemanfaatan hasil pelatihan. Ia berharap para nelayan tidak sekadar hadir, tetapi benar-benar menerapkan ilmu yang didapat di lapangan.
“Semoga pelatihan ini bermanfaat, jangan hanya datang capek-capek, tapi langsung dipraktikkan agar hasilnya bisa dirasakan bersama,” ujar Rahantoknam.
Kegiatan ini merupakan kerja sama antara Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Tual sebagai penanggung jawab, dengan dukungan pendanaan dari GF6 CFI Indonesia. Program ini mencakup dua fokus utama: fasilitasi penerbitan izin Pas Kecil untuk kapal perikanan, serta pencatatan hasil tangkapan melalui aplikasi E-Logbook.
Kepala TKPU PPN Tual, Yance Warawarin, menjelaskan bahwa penerbitan Pas Kecil sangat penting agar kapal-kapal nelayan kecil berstatus legal saat melaut. Sementara itu, pencatatan digital melalui E-Logbook bertujuan memastikan seluruh hasil tangkapan nelayan tercatat dengan baik sebagai dasar kebijakan pengelolaan sumber daya ikan di Maluku Tenggara.
“E-Logbook ini menjadi patokan pemerintah daerah dalam mengambil keputusan. Nelayan kecil dengan kapal 1–5 GT kini bisa tercatat datanya dengan baik,” kata Warawarin.
Wakil Bupati Maluku Tenggara Charlos Viali Rahantoknam berpose bersama peserta kegiatan.
Respons nelayan pun cukup positif. Mereka antusias karena merasa difasilitasi dengan berbagai bantuan sejak 2022, mulai dari GPS, jaket pelampung, peralatan pengolahan ikan asap cair, hingga pemberdayaan kelompok perempuan pengolah hasil laut. Produk olahan nelayan bahkan sudah menembus rak Gota Supermarket.
Selain itu, nelayan juga diperkenalkan dengan aplikasi EPIT, yang memungkinkan hasil tangkapan dipotret dan langsung dilaporkan secara digital. Upaya ini memperkuat tata kelola perikanan sekaligus memastikan armada nelayan kecil memiliki izin resmi dari Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Maluku, sesuai amanat Undang-Undang Nomor 23.
Warawarin berharap program yang berlanjut sejak 2022 hingga 2025 ini benar-benar membawa perubahan nyata bagi nelayan. Salah satunya terkait peningkatan mutu hasil tangkapan.
“Dulu nelayan hanya menjual ikan dengan grade C. Sekarang, setelah dilatih cara penanganan ikan di atas kapal, hasil tangkapan mereka sudah naik ke grade B. Ini bukti ada peningkatan pemahaman,” jelasnya.
Dengan hadirnya teknologi E-Logbook dan pendampingan berkelanjutan, pemerintah optimistis nelayan Maluku Tenggara akan semakin mandiri, sejahtera, dan mampu menjaga kelestarian laut.