Dari Yogyakarta ke Manyeuw: KKN UGM Bawa Misi Hijau dan Mandiri ke Maluku Tenggara

Dari Yogyakarta ke Manyeuw: KKN UGM Bawa Misi Hijau dan Mandiri ke Maluku Tenggara.
LANGGUR, MALUKU TENGGARA – Universitas Gadjah Mada (UGM) kembali menegaskan komitmennya dalam pengabdian kepada masyarakat dengan menerjunkan 28 mahasiswa dalam program Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran dan Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) ke Kecamatan Manyeuw, Kabupaten Maluku Tenggara, Provinsi Maluku. Kegiatan ini akan berlangsung mulai 20 Juni hingga 8 Agustus 2025 dan menyasar dua desa (ohoi), yakni Ohoi Rumadian dan Ohoi Debut.

Mengusung tema “Penguatan Sumber Daya Manusia dan Ketahanan Pangan Lokal Guna Mendukung Konservasi Kawasan Ekowisata Mangrove Terbesar Maluku”, tim KKN UGM bertekad mengembangkan potensi lokal sekaligus menjaga kelestarian lingkungan. Wilayah sasaran dikenal memiliki kawasan mangrove yang luas dan potensial sebagai ekowisata andalan.

Prioritaskan Lingkungan dan Infrastruktur Dasar

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) KKN-PPM UGM, Dr. Antari Innaka, menyampaikan bahwa program tahun ini menitikberatkan pada pelestarian lingkungan dan pembangunan infrastruktur dasar. “Fokus kami antara lain konservasi ekosistem mangrove, pengembangan Artificial Patch Reef (APR) untuk mendukung pertumbuhan terumbu karang baru, instalasi air bersih, serta sistem pengelolaan sampah yang lebih terintegrasi,” ujar Antari dalam Press Release yang diterima Minggu, (1/6/2025).

Menurutnya, pertemuan koordinasi awal yang digelar secara daring pada Rabu, 28 Mei 2025, menjadi momen penting untuk menyelaraskan rencana kerja KKN dengan kebutuhan masyarakat. “Kami ingin program-program ini betul-betul relevan dan bermanfaat secara langsung bagi warga,” tambahnya.

Suasana Zoom antar Mahasiswa UGM


Dukungan Penuh dari Pemerintah dan Masyarakat Adat

Pertemuan virtual tersebut melibatkan berbagai unsur pemerintahan lokal, termasuk Pj. Kepala Ohoi Rumadian Rudolf A.H. Watratan dan Pj. Kepala Ohoi Debut Walterus Letsoin, beserta sekretaris ohoi, staf, tokoh adat, Badan Saniri Ohoi (BSO), serta perwakilan gereja. Semua pihak menyatakan dukungan dan antusiasme tinggi atas rencana pengabdian mahasiswa UGM.

“Kami menyambut baik dan siap bersinergi agar program kerja mahasiswa ini sejalan dengan pembangunan ohoi, sehingga hasilnya benar-benar terasa oleh masyarakat,” ujar Rudolf Watratan. Senada dengan itu, Sekretaris Ohoi Debut, Titus A.D. Letsoin, menekankan pentingnya program digitalisasi desa. “Kami berharap ada dukungan untuk pembuatan website ohoi yang berfungsi sebagai pusat informasi dan media promosi wisata,” imbuhnya.

Evaluasi dan Keberlanjutan Jadi Kunci

Koordinator mahasiswa KKN-PPM UGM Manyeuw 2025, Ramma Yoasta, menyatakan bahwa tim telah melakukan evaluasi menyeluruh terhadap program-program tahun sebelumnya. “Kami tidak memulai dari nol. Pendekatan kami berbasis data lapangan, hasil pemetaan potensi desa, serta identifikasi persoalan nyata masyarakat. Semua itu menjadi dasar perumusan program yang lebih berkelanjutan,” jelasnya.

Sejak 2018, UGM secara konsisten mengirimkan mahasiswa untuk KKN di Kabupaten Maluku Tenggara. Menurut Ilham Maulana, asisten DPL, kesinambungan ini merupakan kunci keberhasilan program. “Kami ingin membentuk masyarakat yang mandiri, dengan UGM berperan sebagai fasilitator. Kami juga aktif menjalin komunikasi dengan BUMN dan pihak swasta untuk memastikan keberlanjutan program ini di masa depan,” ungkapnya.

Kontribusi Nyata di Ujung Tenggara Indonesia

Kehadiran Tim KKN-PPM UGM di Kecamatan Manyeuw diharapkan dapat membawa perubahan positif bagi masyarakat setempat, khususnya dalam pengelolaan sumber daya alam secara lestari dan peningkatan kualitas hidup warga. Program ini menjadi bukti nyata peran perguruan tinggi dalam menjawab tantangan pembangunan dari wilayah pinggiran Indonesia.

SPONSOR
Lebih baru Lebih lama
SPONSOR