Melansir dari infopublik.id, Ketua panita pelaksanaan kegiatan PKB Ahmad Ingratubun mengatakan, PKB bertujuan mendekatkan akses untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan bagi masyarakat di wilayah terpencil dan sangat terpencil.
"Tujuan khusus untuk memberikan pelayana kesehatan dasar,pelayanan kesehatan spesialistik dan pelayanan kesehatan rujukan. Melaksanakan kegiatan pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan kemandirian hidup setiap orang" katanya.
Pelaksanakan PKB mencakup Sosialisasi, edukasi, konseling kesehatan, pemeriksanaan kualitas air dan penyehatan lingkungan. Adapun total pasien ibu hamil yang melaksanakan pemeriksaan USG sebanyak 50 orang. Sedangkan, penduduk usia 15-59 tahun yang melakukan skrining faktor risiko berjumlah 442 orang.
Pengkajian status gizi balita 405 orang, pengkajian status gizi ibu hamil 30 orang, murid Wanita kelas V dan VI untuk penyuuhan imuniasasi HPV 131 orang,siswa untuk pemeriksaan gigi dan mulut 705 siswa dan rumah tangga untuk pemeriksaan kualitas air sebanyak 30 rumah tangga.
"Total sasaran yang terdaftar sampai hari ini dari Ohoi Wer Frawav dan ohoi-ohoi sekitarnya sebanyak 2.137 orang" jelas Ingratubun.
Adapun indikator dari pelaksanaan kegiatan ini bertujuan untuk mengukut keberhasilan PKB antara lain persentase penduduk mendapatkan pelayanan kesehatan dasar,persentase penduduk mendapatkan pelayanan spesialistik, persentase penduduk mendapatkan pelayanan promotiv dan preventif serta laporan kualitas air dan kondisi lingkungan masyarakat.
Bersamaan dengan itu, Penjabat (Pj) Bupati Malra yang diwakilkan Pj. Sekretaris Daerah, Ir. Nicodemus Ubro, M.Si mengatakan, dalam tataran pelayanan kesehatan permasalahan utama yang dihadapi di Indonesia dan Maluku Tenggara khususnya adalah terbatasnya akses terutama bagi masyarakat di daerah Perbatasan, Terpencil dan Sangat Terpencil.
Dalam konteks pembangunan di kawasan perbatasan termasuk di Malra, Pemerintah telah memberikan perhatian yang besar termasuk di bidang kesehatan.
“Untuk mewujudkan pembangunan kesehatan yang berkualitas bagi masyarakat di daerah perbatasan, kementerian kesehatan sejak 2018 telah menetapkan kebijakan berupa penetapan lokus PKB,”imbuhnya.
PKB adalah pelayanan kesehatan bergerak yang dilaksanakan oleh tenaga kesehatan dan tenaga non kesehatan untuk meningkatkan akses dan ketersediaan pelayanan kesehatan di daerah terpencil/sangat terpencil yang tidak memiliki fasilitas kesehatan dan daerah yang tidak mendapat pelayanan kesehatan.
Adapun lingkup pelayanan meliputi pelayanan kesehatan dasar, pelayanan kesehatan rujukan, pelayanan kesehatan spesialistik serta pelayanan kesehatan lainnya yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan masyarakat berdasarkan hasil analisis masalah yang dilakukan dalam tahapan persiapan.
Ubro menjelaskan 2024, Kabupaten Malra menjadi salah satu kabupaten lokus PKB dengan ohoi lokus yang terpilih adalah Ohoi Wer Frawav Kecamatan Kei Besar Utara Barat.
Mengingat ini adalah tahun pertama pelaksanaan PKB, maka dirinya berharap seluruh tahapan kegiatan ini dapat dilaksanakan secara optimal sehingga tujuan program PKB dapat tercapai.
Hadirnya PKB diharapkan dapat membantu menyelesaikan masalah kesehatan di masyarakat terutama masalah - masalah kesehatan yang telah ditetapkan sebagai masalah prioritas nasional dan menjadi lingkup isu strategis daerah antara lain stunting, kematian ibu dan bayi, gizi buruk dan masalah kesehatan lainnya yang sangat berpengaruh terhadap derajat kesehatan masyarakat.
Saya imbau Camat dan Kepala Ohoi untuk memberikan dukungan penuh bagi Tim PKB dalam pelaksanaan kegiatan ini. Semoga kegiatan ini dapat terus dilanjutkan ke lokus-lokus pelayanan kesehatan bergerak yang baru sehingga seluruh masyarakat khususnya di wilayah terpencil dan sangat terpencil dapat merasakan manfaat" pungkasnya.