Sail to Indonesia 2025: Remon Lesmana Apresiasi Maluku Tenggara, Usulkan Entry Point Wisata Bahari Nasional

Raymon T. Lesmana. Foto/dok: Dewi Sirwutubun.
LANGGUR, MALUKU TENGGARA – Koordinator Internasional Sail to Indonesia, Raymon T. Lesmana, mengapresiasi pelaksanaan kegiatan Welcome Ceremony Wonderful Sail to Indonesia 2025 yang digelar di Pantai Ngiarvarat, Ohoidertawun, Kecamatan Kei Kecil, Kabupaten Maluku Tenggara, pada Rabu, (23/7/2025). Dalam wawancara usai acara, Raymon menyebut Maluku Tenggara memiliki potensi besar menjadi entry dan exit point pelayaran wisata bahari internasional di kawasan timur Indonesia.

"Ini bukan hanya tentang saya atau organisasi saya. Ini tentang Indonesia sebagai ruang berlayar terbaik dunia. Maluku Tenggara telah menjadi bagian dari rally ini sejak 2008. Dengan pantai indah, budaya yang memukau, dan keramahan masyarakatnya, wilayah ini sangat layak dijadikan pintu masuk bagi pelayaran dunia,” ujar Raymon.

Menurutnya, program Sail to Indonesia telah berlangsung selama lebih dari dua dekade dan menjangkau 19 destinasi strategis di seluruh nusantara. Tahun ini, rute pelayaran mencakup lebih dari 2.000 nautical miles, dimulai dari Maluku Tenggara menuju Banda, Ambon, Tifu di Buru Selatan, Wakatobi, Buton Selatan, Flores, Sumbawa, Lombok, Bali, Banyuwangi, Bawean, Kumai, Belitung, hingga berakhir di Batam.

“Ini adalah rally terpanjang di Asia. Sayangnya, selama ini kita kurang berani menyuarakan bahwa kita adalah yang terbaik. Sekarang saatnya Indonesia menampilkan potensi itu,” tegasnya.

Apresiasi Persiapan dan Dukungan Lintas Sektor

Raymon menyampaikan apresiasi tinggi atas kesiapan dan penyambutan yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara, masyarakat, serta seluruh pemangku kepentingan terkait. Menurutnya, dalam waktu singkat panitia daerah mampu menyiapkan tempat dan acara yang representatif, termasuk dukungan teknis dari instansi seperti imigrasi dan bea cukai.

“Penerimaan mereka sangat luar biasa. Saya melihat sendiri bagaimana para yachter sangat menikmati suasana. Koordinasi dengan sektor imigrasi dan lainnya juga cukup baik, meski tetap perlu penyesuaian terhadap aturan baru yang berlaku sejak tahun lalu,” jelasnya.

Harapan dan Rekomendasi untuk Pemerintah Daerah

Lebih lanjut, Raymon berharap agar Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara dapat mengambil langkah strategis dengan menyatakan kesediaan menjadi lokasi pelabuhan pariwisata internasional. Hal ini penting untuk menyesuaikan dengan regulasi imigrasi dan memperkuat koordinasi dengan kementerian dan lembaga pusat.

"Kalau Maluku Tenggara bisa ditetapkan sebagai entry dan exit point, maka harus jelas titik pelabuhannya. Dengan begitu, kami bisa bantu koordinasi agar disiapkan kehadiran petugas imigrasi, karantina, hingga bea cukai permanen, tanpa bergantung pada Kota Tual," imbuh Raymon.

Menurutnya, keberadaan pelabuhan pariwisata di Maluku Tenggara akan memperkuat posisi kawasan ini sebagai simpul strategis pelayaran wisata bahari internasional di Indonesia Timur.

“Setelah 17 tahun melewati Maluku Tenggara, kami menunggu satu cetusan kebijakan dari pemerintah daerah. Inilah saat yang tepat untuk menyuarakan kesiapan menjadi pintu dunia,” pungkas Raymon.

Sail to Indonesia 2025: Lebih dari Sekadar Perjalanan

Raymon juga menegaskan bahwa Sail to Indonesia bukan semata kegiatan rally pelayaran, melainkan bentuk nyata promosi Indonesia melalui interaksi budaya, keramahan masyarakat, serta kekayaan alam yang ditawarkan setiap destinasi.

“Welcome to Indonesia bukan sekadar slogan. Tapi harus dimaknai dengan tindakan nyata, melalui hospitality, kesiapan, dan dedikasi kita menyambut dunia. Ini bukan tentang sempurna, tapi tentang memberikan yang terbaik,” tuturnya.

Sail to Indonesia 2025 telah melibatkan koordinasi lintas kementerian dan dukungan penuh dari pemerintah pusat, termasuk Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. Keikutsertaan Maluku Tenggara dalam program ini kembali menegaskan posisinya sebagai kawasan strategis dalam peta pelayaran internasional.

SPONSOR
Lebih baru Lebih lama
SPONSOR